Jantung berpacu dengan hebatnya
Darah berdesir dengan derasnya
Mata terpancar dengan binarnya
Terpatri senyum yang tak tak luntur karnanya
Senyumnya menggetarkan hati
Memukul lebur debaran yang terus terpatri
Tawanya terus menambah desir dalam diri
Desir aneh yang tak pernah ku hindari
Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?
Atau hanya jatuhnya saja?
Ah, entahlah
Artikel Terkait
Puisi Pengaduan oleh Malihatul Khoiriyah
Puisi Pamekasan Kota Garam oleh Linda Apriliyanti
Puisi Melepas Kenangan oleh Arifah
Puisi Bertemu Kembali oleh Novita Agustin SMP Qurratul Uyun
Puisi Remuk oleh Arifah SMP Qurratul Uyun